Protes Malaikat Terhadap Penciptaan Adam?
Bagaimana penjelasan malaikat mem-protes Allah ketika hendak menciptakan Adam. Lalu dari mana Malaikat tahu bahwa manusia akan berbuat kerusakan di bumi?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Menanggapi pernyataan pertama, malaikat memprotes Allah ketika hendak menciptakan manusia.
Pernyataan ini jelas tidak benar. Malaikat tidak pernah membantah atau memprotes keputusan Allah Ta’ala. Karena mereka hamba yang selalu taat dan tidak pernah durhaka kepada Allah.
Allah berfirman,
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Di neraka ada penunggu para malaikat yang sangat kasar dan keras, mereka tidak pernah mendurhakai perintah Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. (QS. at-Tahrim: 6)
Lalu bagaimana dengan pertanyaan ini?
Pertanyaan ini adalah karena ingin tahu (isti’lam), bukan pertanyaan memprotes (i’tiradh). Terbukti ketika mereka diperintahkan untuk sujud, merekapun sujud, dan tidak ada yang protes.
Dr. Muhammad Utsman al-Khamis mengatakan,
هذا سؤال من الملائكة؛ وهو كما قال أهل العلم: سؤال استعلام لا سؤال اعتراض؛ بدليل أنهم لما أمرهم الله بالسجود سجدوا أجمعون فهم لا يعترضون
Ini merupakan pertanyaan malaikat, dan ini seperti yang dinyatakan para ulama, ini adalah pertanyaan isti’lam (ingin tahu), bukan pertanyaan protes (I’tiradh). Dengan dalil, ketika mereka diperintahkan untuk sujud kepada Adam, mereka semua sujud dan mereka tidak memprotes. (Fabihudahum Iqtadih, hlm. 49).
Dari Mana Malaikat Tahu?
Di bagian ini kita akan menanggapi pertanyaan kedua, dari mana malaikat tahu bahwa manusia itu akan membuat kerusakan di muka bumi dan akan saling membunuh?
Ada beberapa pendekatan yang diberikan para ulama,
[1] Mereka mengetahui hal itu dari Allah
Mereka diberi tahu oleh Allah, meskipun tidak disebutkan dalam ayat. Ini merupakan pendapat Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum, pendapat Hasan al-Bashri, Mujahid, Qatadah, Ibnu Zaid, dan Ibnu Qutaibah. (Zadul Masir, Ibnul Jauzi, 1/60)
Dan ini merupakan pendapat mayoritas ahli tafsir. (Majmu’ al-Fatawa, 7/382).
Ibnul Qayim menjelaskan,
وفي هذا دلالة على أن الله قد كان أعلمهم أن بني آدم سيفسدون في الأرض ، وإلا فكيف كانوا يقولون ما لا يعلمون
Dalam ayat ini terdapat penjelasan bahwa Allah telah memberi tahu mereka, bahwa Bani Adam akan berbuat kerusakan di muka bumi. Jika tidak diberi tahu sebelumnya, bagaimana mungkin mereka berbicara yang tidak mereka ketahui. (Miftah Dar as-Sa’adah, 1/12).
[2] Analogi dengan makhluk sebelumnya
Sebelum Adam, Allah telah menciptakan jin dan meminta mereka untuk memakmurkan bumi. Lalu mereka banyak maksiat dan saling membunuh. Ketika Allah hendak menciptakan manusia, Malaikat meng-qiyaskan makhluk ini dengan makhluk sebelumnya yang sudah pernah berbuat kerusakan di muka bumi.
Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Muqatil. (Zadul Masir, 1/61)
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,
Terkait perkataan malaikat, “Apakah Engkau akan menjadikan makhluk di muka bumi yang berbuat kerusakan dan menumpahkan darah?”
يرجِّحُ أنهم خليفة لمن سبقهم ، وأنه كان على الأرض مخلوقات قبل ذلك تسفك الدماء وتفسد فيها ، فسألت الملائكة ربها عزّ وجلّ : ( أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ) كما فعل من قبلهم
Pendapat yang lebih kuat, bahwa mereka adalah pengganti makhluk sebelumnya. Di mana, dulu ada makhluk di bumi sebelum mereka yang menumpahkan darah, dan berbuat kerusakan. Lalu malaikat bertanya kepada Rabnya, “Apakah Engkau akan menjadikan makhluk di muka bumi yang berbuat kerusakan dan menumpahkan darah?” maksudnya, sebagaimana yang pernah dilakukan makhluk sebelumnya. (Tafsir al-Quran al-Karim, al-Baqarah: 30).
[3] Mereka memahami berdasarkan tabiat manusia
Ketika Allah mengabarkan bahwa Dia akan menciptakan manusia, malaikat memahami tabiat mereka. Dan nampaknya Syaikhul Islam memilih pendapat ini (Minhaj as-Sunnah, 6/149).
Ibnu ‘Asyur menjelaskan,
وإنما ظنوا هذا الظن بهذا المخلوق من جهة ما استشعروه من صفات هذا المخلوق المستخلف
Para malaikat memiliki dugaan seperti itu terhadap makhluk ini dari sisi, apa yang mereka duga dari sifat-sifat makhluk ini. (at-Tahrir wa at-Tanwir, 1/230).
[4] Memahami makna kata Khalifah
Kata khalifah diartikan pemimpin, yang akan mengadili semua kedzaliman yang dilakukan sesama manusia. Dari sinilah Malaikat memahami, bahwa jika manusia disebut khalifah berarti ada kedzaliman di tengah mereka. (al-Qurthubi, 1/276)
Demikian, Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/35839-protes-malaikat-terhadap-penciptaan-adam.html